Cetak Ramah, PDF & Email

Welas asih sebagai penangkal pikiran kritis dan menghakimi

Bab 63

Bagian dari serangkaian pembicaraan berdasarkan Hidup dengan Hati Terbuka diberikan di Sravasti Abbey's bulanan Berbagi Hari Dharma mulai April 2017. Ditulis bersama dengan psikolog klinis Dr. Russell Kolts, buku ini menawarkan pendekatan psikologis Buddhis dan Barat yang praktis untuk mengembangkan welas asih.

  • Bagaimana Biara menggunakan Dharma untuk menangani hilangnya Geshe Tenzin Chodrak (Geshe Dadul Namgyal)
  • Menghindari keputusasaan dalam situasi negatif
  • Kerugian dari sikap menghakimi dan kritis
  • Kita cenderung melihat kesalahan orang lain yang kita miliki
  • Bagaimana kita dapat menggunakan belas kasih sebagai penangkal pikiran kritis
  • Refleksi: Menggantikan sikap menghakimi dengan rasa kasihan
  • Pertanyaan dan komentar
    • Bolehkah membiarkan diri Anda bersedih?
    • Menemukan cara sehat untuk mengatasi emosi
    • Bagaimana sikap menghakimi berhubungan dengan meremehkan?
    • Bagaimana saya bisa menghindari memproyeksikan cerita kritis kepada orang lain?
    • Menghindari kata-kata kasar terhadap persoalan politik
    • Apakah situasi sulit merupakan akibat negatif karma?
    • Tetap diam atau netral terhadap isu-isu kontroversial

Kehidupan yang Terbuka-Hati 59: Welas asih sebagai penangkal pikiran kritis dan menghakimi (Download)

Meditasi terpandu yang dipimpin sebelum ceramah dapat ditemukan di sini.

Yang Mulia Sangye Khadro

Lahir di California, Yang Mulia Sangye Khadro ditahbiskan sebagai biksuni di Biara Kopan pada tahun 1974, dan merupakan teman lama dan rekan pendiri Biara Ven. Thubten Chodron. Ven. Sangye Khadro menerima penahbisan penuh (bhikshuni) pada tahun 1988. Saat belajar di Biara Nalanda di Prancis pada 1980-an, ia membantu mendirikan Biara Dorje Pamo, bersama dengan Yang Mulia Chodron. Yang Mulia Sangye Khadro telah mempelajari agama Buddha dengan banyak guru besar termasuk Lama Zopa Rinpoche, Lama Yeshe, Yang Mulia Dalai Lama, Geshe Ngawang Dhargyey, dan Khensur Jampa Tegchok. Dia mulai mengajar pada tahun 1979 dan menjadi guru tetap di Amitabha Buddhist Centre di Singapura selama 11 tahun. Dia telah menjadi guru tetap di pusat FPMT di Denmark sejak 2016, dan dari 2008-2015, dia mengikuti Program Magister di Institut Lama Tsong Khapa di Italia. Yang Mulia Sangye Khadro telah menulis beberapa buku, termasuk buku terlaris Cara Meditasi, sekarang dalam cetakan ke-17, yang telah diterjemahkan ke dalam delapan bahasa. Dia telah mengajar di Biara Sravasti sejak 2017 dan sekarang menjadi penduduk tetap.

Lebih banyak tentang topik ini