Sampul 365 Permata Kebijaksanaan

365 Permata Kebijaksanaan

Ajaran Inspirasi Buddhis Harian untuk Menciptakan Kedamaian di Dunia yang Kacau

Refleksi oleh Yang Mulia Thubten Chodron dan biarawan Sravasti Abbey lainnya untuk membimbing kita dalam menetapkan motivasi dan arah harian kita.

Unduh

© Thubten Chodron dan Biara Sravasti. Buku ini benar-benar untuk distribusi gratis. Itu tidak untuk dijual. Diterbitkan oleh Biara Kong Meng San Phor Kark See, Singapura.

Tentang buku

Ditulis oleh Venerable Thubten Chodron dan biarawan dari Sravasti Abbey, 365 Permata Kebijaksanaan adalah buku yang mudah dibaca namun menggugah pikiran tentang kehidupan. Ini berisi ajaran inspirasional Buddhis setiap hari untuk menciptakan perdamaian di dunia yang kacau.

Dibagi ke dalam hari-hari yang berbeda dalam satu bulan sepanjang tahun, ajaran yang ramah pembaca ini mencakup semua spektrum kehidupan fisik, mental, emosional, dan spiritual kita. Anda akan menemukan berbagi dan ajaran yang tulus dari depresi, ketidakkekalan dan kematian hingga makna hidup, kebijaksanaan dan bodhicitta.

Bacalah setiap hari sepanjang tahun, panduan mendalam ini akan membantu kita merenungkan dan bertumbuh dalam Dharma.

Kutipan

Januari 1
Menetapkan Motivasi Kita

Kami memulai aktivitas baru apa pun dengan membangkitkan motivasi kami. Kami melakukan ini di awal hari, di awal proyek, atau di awal sesi meditasi. Kami melakukan ini karena motivasi kami adalah faktor utama yang akan menentukan nilai dan nilai dari apapun yang kami lakukan.
Ajaran Buddha selalu mengarahkan kita ke dalam untuk memeriksa keadaan pikiran kita, motivasi kita, dan niat kita. Kita dapat terlihat baik di luar dan melakukan “hal yang benar”, tetapi tidak dianggap sebagai latihan spiritual jika kita memiliki motivasi yang manipulatif atau busuk. Inilah sebabnya kami sangat berhati-hati dengan motivasi kami dan terus-menerus memeriksa mengapa kami melakukan sesuatu. Kita sering mencoba menumbuhkan sikap cinta kasih, welas asih, dan altruisme untuk melatih pikiran kita sehingga pikiran tersebut akan menjadi motivator kita. Bahkan jika kita tidak selalu merasakannya dari hati, hanya membawa pikiran kembali ke motivasi welas asih, lagi dan lagi, membuat jejak mendalam pada diri kita dan membantu kita membangkitkan cinta sejati, welas asih, dan altruisme.