Sampul buku I Wonder Why

Kenapa ya

Jawaban atas pertanyaan umum tentang agama Buddha dalam bahasa Inggris sehari-hari.

Unduh

Hak Cipta © 1999-2018 oleh Thubten Chodron. Benar-benar untuk distribusi gratis dan tidak untuk dijual. Saat ini diterbitkan oleh Biara Kong Meng San Phor Kark See, Singapura. Diterbitkan pertama kali pada tahun 1988 oleh Pusat Buddhis Amitabha, Singapura.

Tentang buku

Ditulis dalam bahasa yang jelas dan menarik, buku ini menyajikan pendekatan Buddhis terhadap masalah-masalah mendasar dan masalah kehidupan sehari-hari yang mungkin dimiliki setiap individu modern. Kesalahpahaman umum tentang agama Buddha juga dibahas. Kenapa ya memberikan landasan bagi siswa pemula serta penyegaran yang berguna bagi siswa yang lebih senior.

Ikhtisar isi

  • Esensi Buddhisme & Tradisi Buddhis
  • Sang Buddha
  • Berhala & Persembahan
  • Berdoa & Mendedikasikan Potensi Positif
  • Kelahiran kembali vs Penciptaan
  • Karma: Fungsi Sebab & Akibat
  • Ketidakkekalan & Penderitaan
  • Kematian
  • Keterikatan, Detasemen & Keinginan
  • Wanita & Dharma
  • Para Biksu, Biarawati & Umat awam
  • Meditasi
  • Langkah Sepanjang Jalan
  • mementingkan diri sendiri
  • vajrayana

Kutipan: Kita Akan Menjadi Buddha

Cara ketiga untuk memahami Buddha yang kita berlindung adalah sebagai penampakan sifat Kebuddhaan kita sendiri dalam bentuknya yang telah berkembang sepenuhnya. Semua makhluk memiliki potensi untuk menjadi Buddha, karena kita semua memiliki sifat dasar pikiran yang jernih. Saat ini pikiran kita diselimuti oleh perasaan (klesa) dan perbuatan (karma) yang menyengsarakan. Melalui latihan terus-menerus, kita dapat menghilangkan kekotoran batin ini dari aliran cita kita dan memupuk benih dari semua daya indah yang kita miliki. Dengan demikian, kita masing-masing dapat menjadi Buddha ketika proses pemurnian dan pertumbuhan ini selesai. Ini adalah ciri khas Buddhisme, karena di sebagian besar agama lain terdapat kesenjangan yang tidak dapat diperbaiki antara makhluk ilahi dan manusia. Akan tetapi, Sang Buddha mengatakan bahwa setiap makhluk memiliki potensi kesempurnaan. Ini hanya soal terlibat dalam latihan dan menciptakan sebab-sebab untuk mencapai kesempurnaan.

Ketika kita memvisualisasikan Buddha atau dewa dan memikirkannya sebagai Buddha masa depan yang akan kita jalani, kita membayangkan sifat Buddha laten kita sekarang dalam bentuknya yang telah berkembang sepenuhnya. Kami memikirkan masa depan ketika kami akan menyelesaikan jalan pemurnian dan pertumbuhan. Kami membayangkan masa depan di masa sekarang, dan dengan cara ini menegaskan kembali kebaikan laten kami sendiri. Ini juga membantu kita memahami bahwa yang pada akhirnya melindungi kita dari penderitaan adalah latihan dan pencapaian pencerahan kita sendiri.