Cetak Ramah, PDF & Email

Kematian yang tak terhindarkan

Kematian yang tak terhindarkan

Yang Mulia Sangye Khadro mengajarkan tentang bagaimana mempersiapkan kematian yang damai melalui praktik spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Tautan ke buku-buku yang dirujuk selama kursus dapat ditemukan di sini. Untuk garis besar mata kuliah dan materi tambahan, klik disini.

  • Pentingnya mati dalam keadaan pikiran yang damai
  • Bagaimana bermeditasi tentang ketidakkekalan dan kematian membantu kita lebih menghargai hidup
  • Perbedaan antara ketidakkekalan kasar dan halus
  • Bagian pertama dari sembilan poin meditasi pada kematian:
    • Setiap orang harus mati
    • Umur seseorang terus berkurang
    • Jumlah waktu yang dimiliki seseorang untuk latihan spiritual sangat kecil

Yang Mulia Sangye Khadro

Lahir di California, Yang Mulia Sangye Khadro ditahbiskan sebagai biksuni di Biara Kopan pada tahun 1974, dan merupakan teman lama dan rekan pendiri Biara Ven. Thubten Chodron. Ven. Sangye Khadro menerima penahbisan penuh (bhikshuni) pada tahun 1988. Saat belajar di Biara Nalanda di Prancis pada 1980-an, ia membantu mendirikan Biara Dorje Pamo, bersama dengan Yang Mulia Chodron. Yang Mulia Sangye Khadro telah mempelajari agama Buddha dengan banyak guru besar termasuk Lama Zopa Rinpoche, Lama Yeshe, Yang Mulia Dalai Lama, Geshe Ngawang Dhargyey, dan Khensur Jampa Tegchok. Dia mulai mengajar pada tahun 1979 dan menjadi guru tetap di Amitabha Buddhist Centre di Singapura selama 11 tahun. Dia telah menjadi guru tetap di pusat FPMT di Denmark sejak 2016, dan dari 2008-2015, dia mengikuti Program Magister di Institut Lama Tsong Khapa di Italia. Yang Mulia Sangye Khadro telah menulis beberapa buku, termasuk buku terlaris Cara Meditasi, sekarang dalam cetakan ke-17, yang telah diterjemahkan ke dalam delapan bahasa. Dia telah mengajar di Biara Sravasti sejak 2017 dan sekarang menjadi penduduk tetap.

Lebih banyak tentang topik ini